Translate

Minggu, 23 September 2012

Beternak Sapi Bali


PENDAHULUAN

Ternak besar, terutama sapi, mempunyai peran yang sangat besar dalam penyediaan daging. Daging sapi pada umumnya dihasilkan dari sapi potong, seperti sapi Bali, sapi Madura, dan sapi peranakan ongole. Selain jenis sapi tersebut, beberapa perusahaan penggemukan menggunakan bibit sapi impor dari Australia. Namun, krisis yang melanda negara kita, menghadapkan kegiatan penggemukan sapi impor menjadi usaha yang sangat berat. Kondisi yang semacam ini menjadi peluang bagi kita untuk mengisi kekurangan suplai daging dengan memberdayakan potensi yang kita punya.

Sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia yang diketahui mempunyai keunggulan-keunggulan dan disukai oleh petani peternak, sehingga pengembangannya telah merata hampir di seluruh pelosok nusantara.

Perkandangan

1.Tata Letak Kandang
-    bangunan kandang sebaiknya dibuat dengan jarak 6-10 m dari rumah
-    ventilasi udara dapat mengalir dengan lancar
-    kandang sebaiknya menghadap ke timur agar sinar matahari pagi dapat menyinari kandang dan bagian dalamnya

2.Ukuran dan Bentuk Kandang
-    ruangan kandang adalah 1,8 x 2 m2/ekor

3.Lantai dan Atap Kandang
-    lantai kandang diusahakan dibuat dari bahan padat seperti semen
-    lantai kandang dibuat miring agar tetap kering dan dibagian paling rendah dibuat parit untuk menyalurkan air seni ke bak penampung
-    atap kandang dapat menggunakan genteng, seng, dan secara sederhana dapat memanfaatkan daun rumbia atau alang-alang

4.Perlengkapan Kandang
-    perlengkapan kandang seperti tempat pakan untuk hijauan maupun konsentrat
-    tempat pakan dan minum diusahakan agar tidak mudah kena kotoran sapi, sehingga diletakkan di bagian depan (kepala) untuk sapi yang diikat atau diletakkan di sisi luar pembatas kandang

5.Pemeliharaan Kandang
-    kandang sapi harus dibersihkan setiap hari, dan kotoran sapi  ditampung di tempat penampungan kotoran sehingga tidak mengganggu aliran air seni ke penampungan air seni. Penampungan kotoran sapi harus dibuatkan atap sederhana agar terhindar dari air hujan

Pemilihan Bibit

Memilih sapi untuk calon bibit/bibit :
1.pilihlah sapi dara yang penampilannya mencerminkan sapi yang sehat, matanya jernih, selaputnya tidak kotor atau merah, bulu badannya halus serta mengkilat
2.kondisi tubuhnya padat berisi, tapi tidak gemuk
3.bagian leher dan bahunya lebar
4.bagian dada lebar, dalam dan menonjol ke depan

Memilih sapi jantan untuk digemukkan
1.pilihlah sapi jantan yang berat lahirnya tinggi dan memiliki pertumbuhan yang cepat
2.berkaki pendek dengan kondisi tubuh yang baik dan berbentuk segi empat
3.bagian bahu dan bagian lehernya lebar
4.bagian dada lebar, dalam dan menonjol ke depan

Ukuran menurut jenis kelamin
Muda
Dewasa
Jantan
panjang badan
127 cm
134 cm
tinggi gumba
112 cm
126 cm
lingkar dada
185 cm
193 cm
umur
2-3,5 tahun
Maks. 8 tahun
Betina
panjang badan
116 cm
120 cm
tinggi gumba
105 cm
115 cm
lingkar dada
162 cm
115 cm
umur
2,35 tahun
Maks. 8 tahun


Pakan dan Pemberian Pakan
Secara umum, pakan ternak dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1.Pakan serat : hijauan pakan ternak (jenis rumput seperti rumput gajah, rumput benggala, setaria, rumput raja, kacang-kacangan, dan jenis tanaman legum seperti lamtoro, gamal, kaliandra, desmodium, serta centro) dan jerami (jerami padi, jerami jagung kualitasnya lebih rendah dari rumput kecuali jerami kacang-kacangan)
2.Pakan penguat atau konsentrat
Pakan penguat diberikan ternak untuk melengkapi kebutuhan gizi apabila kurang. Jenis pakan penguat misalnya : dedak padi, dedak jagung, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, bungkil kedelai, bungkil biji kapok, tetes tebu, ampas tahu, dan bahan lainnya

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pakan ternak adalah :

1.banyaknya hijauan yang diberikan dalam jumlah cukup untuk pertumbuhan, kira-kira 10% rumput segar dari berat badannya. Misalnya berat sapi 150 kg, rumput yang disediakan tidak kurang dari 15 kg rumput per hari
2.usahakan diberikan campuran hijauan leguminosa (kacang-kacangan) untuk menambah protein pakan. Jumlahnya kira-kira 1% dari berat badan, misal berat sapi 150 kg maka perlu tambahan leguminosa 1,5 kg
3.usahakan hijauan pakan yang diberikan pada ternak dilayukan terlebih dahulu
4.apabila pakan penguat dipandang perlu untuk diberikan, sediakan sebanyak 1% dari berat badan, seperti halnya hijauan leguminosa

Perkawinan dan Kelahiran Sapi Bali

Perkawinan
1. Fertilitasnya lebih banyak dipengaruhi oleh panjangnya masa birahi
2. Kemampuan sapi Bali menghasilkan anak dalam setahun berkisar 80-86%
3. Sapi betina dikawinkan pertama kali pada umur 2-2,5 tahun
4. Jarak melahirkan anak sapi berkisar 12-14 bulan, tergantung dengan cara pengelolaannya
5.Perkawinan sapi Bali biasanya dilakukan dengan dua cara yaitu secara alami (sapi jantan pemacek)  dan inseminasi buatan. Perkawinan inseminasi buatan lebih menjanjikan karena menggunakan sperma dari sapi pejantan unggul

6. Tanda-tanda sapi birahi :
-    sapi gelisah dan tidak tenang
-    sapi sering menguak/melenguh
-    sapi mencoba menaiki ternak dan akan tetap diam kalau dinaiki sapi lainnya
-    pangkal ekor sering terangkat dan kadang-kadang keluar cairan jernih dari kemaluannya
-   sapi dara sering ditunjukkan dengan membengkaknya bagian vulva dan kadang berwarna kemerahan
-    adakalanya sapi menjadi pendiam dengan nafsu makan yang kurang

7.Kebuntingan dapat diamati 21 hari setelah perkawinan dilakukan. Kalau tidak ditunjukkan tanda-tanda birahi, berarti kebuntingan telah terjadi, namun apabila birahi muncul lagi, berarti perkawinan perlu diulang. Lama bunting sapi Bali berkisar 280-285 hari. Setelah anak sapi lahir, induk sapi dapat dikawinkan lagi setelah 3 bulan melahirkan

Kelahiran

Beberapa hari menjelang kelahiran, tanda-tanda :

1. ambing membesar dan kencang
2. urat daging disekitar vulva mengendor, dan di kanan-kiri pangkal ekor kelihatan legok
3. beberapa saat menjelang melahirkan, sapi gelisah

Apabila tanda-tanda tersebut muncul, kandang harus dibersihkan dari kotoran dan diberi alas dengan jerami kering. Pertolongan yang dilakukan adalah menarik kaki anak sapi sesuai irama bersamaan dengan pengerahan tenaga yang dilakukan oleh induk. Setelah melahirkan, induk sapi biasanya menjilati lendir yang menempel pada anaknya, namun apabila induknya lemah, maka kita perlu menolong membersihkannya, terutama yang mengganggu lubang pernafasan. Supaya kelahiran lancar, induk diberi kesempatan bergerak kira-kira 2-3 minggu menjelang melahirkan.

Pencegahan Penyakit
1.Menjaga kebersihan kandang dan badan sapi
2.Mengikuti program vaksinasi

Informasi lebih lanjut hubungi :
DINAS PETERNAKAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KARANGASEM
Jl. Ngurah Rai No. 61 Telp. (0363) 21160, Fax. (0363) 21035
AMLAPURA  80811

Tidak ada komentar:

Posting Komentar