PENDAHULUAN
Ternak besar, terutama sapi, mempunyai peran
yang sangat besar dalam penyediaan daging. Daging sapi pada umumnya dihasilkan
dari sapi potong, seperti sapi Bali , sapi
Madura, dan sapi peranakan ongole. Selain jenis sapi tersebut, beberapa perusahaan
penggemukan menggunakan bibit sapi impor dari Australia . Namun, krisis yang
melanda negara kita, menghadapkan kegiatan penggemukan sapi impor menjadi usaha
yang sangat berat. Kondisi yang semacam ini menjadi peluang bagi kita untuk
mengisi kekurangan suplai daging dengan memberdayakan potensi yang kita punya.
Sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia yang diketahui mempunyai
keunggulan-keunggulan dan disukai oleh petani peternak, sehingga
pengembangannya telah merata hampir di seluruh pelosok nusantara.
Perkandangan
1.Tata Letak Kandang
- bangunan kandang sebaiknya dibuat dengan jarak
6-10 m dari rumah
- ventilasi udara dapat mengalir dengan lancar
- kandang sebaiknya menghadap ke timur agar sinar
matahari pagi dapat menyinari kandang dan bagian dalamnya
2.Ukuran dan Bentuk Kandang
- ruangan kandang adalah 1,8 x 2 m2/ekor
3.Lantai dan Atap Kandang
- lantai kandang diusahakan dibuat dari bahan
padat seperti semen
- lantai kandang dibuat miring agar tetap kering
dan dibagian paling rendah dibuat parit untuk menyalurkan air seni ke bak
penampung
- atap kandang dapat menggunakan genteng, seng,
dan secara sederhana dapat memanfaatkan daun rumbia atau alang-alang
4.Perlengkapan Kandang
- perlengkapan kandang seperti tempat pakan untuk
hijauan maupun konsentrat
- tempat pakan dan minum diusahakan agar tidak
mudah kena kotoran sapi, sehingga diletakkan di bagian depan (kepala) untuk
sapi yang diikat atau diletakkan di sisi luar pembatas kandang
5.Pemeliharaan Kandang
- kandang sapi harus dibersihkan setiap hari, dan
kotoran sapi ditampung di tempat
penampungan kotoran sehingga tidak mengganggu aliran air seni ke penampungan
air seni. Penampungan kotoran sapi harus dibuatkan atap sederhana agar
terhindar dari air hujan
Pemilihan Bibit
Memilih sapi untuk calon bibit/bibit :
1.pilihlah sapi dara yang penampilannya
mencerminkan sapi yang sehat, matanya jernih, selaputnya tidak kotor atau
merah, bulu badannya halus serta mengkilat
2.kondisi tubuhnya padat berisi, tapi tidak gemuk
3.bagian leher dan bahunya lebar
4.bagian dada lebar, dalam dan menonjol ke depan
Memilih sapi jantan untuk digemukkan
1.pilihlah sapi jantan yang berat lahirnya tinggi
dan memiliki pertumbuhan yang cepat
2.berkaki pendek dengan kondisi tubuh yang baik
dan berbentuk segi empat
3.bagian bahu dan bagian lehernya lebar
4.bagian dada lebar, dalam dan menonjol ke depan
Ukuran
menurut jenis kelamin
|
Muda
|
Dewasa
|
Jantan
|
||
panjang badan
|
127 cm
|
134 cm
|
tinggi gumba
|
112 cm
|
126 cm
|
lingkar dada
|
185 cm
|
193 cm
|
umur
|
2-3,5 tahun
|
Maks. 8 tahun
|
Betina
|
||
panjang badan
|
116 cm
|
120 cm
|
tinggi gumba
|
105 cm
|
115 cm
|
lingkar dada
|
162 cm
|
115 cm
|
umur
|
2,35 tahun
|
Maks. 8 tahun
|
Pakan dan Pemberian Pakan
Secara umum, pakan ternak dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1.Pakan serat : hijauan pakan ternak (jenis rumput
seperti rumput gajah, rumput benggala, setaria, rumput raja, kacang-kacangan,
dan jenis tanaman legum seperti lamtoro, gamal, kaliandra, desmodium, serta
centro) dan jerami (jerami padi, jerami jagung kualitasnya lebih rendah dari
rumput kecuali jerami kacang-kacangan)
2.Pakan penguat atau konsentrat
Pakan penguat diberikan ternak untuk melengkapi
kebutuhan gizi apabila kurang. Jenis pakan penguat misalnya : dedak padi, dedak
jagung, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, bungkil kedelai, bungkil biji
kapok, tetes tebu, ampas tahu, dan bahan lainnya
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pakan ternak adalah :
1.banyaknya hijauan yang diberikan dalam jumlah
cukup untuk pertumbuhan, kira-kira 10% rumput segar dari berat badannya.
Misalnya berat sapi 150 kg, rumput yang disediakan tidak kurang dari 15 kg
rumput per hari
2.usahakan diberikan campuran hijauan leguminosa
(kacang-kacangan) untuk menambah protein pakan. Jumlahnya kira-kira 1% dari
berat badan, misal berat sapi 150 kg maka perlu tambahan leguminosa 1,5 kg
3.usahakan hijauan pakan yang diberikan pada
ternak dilayukan terlebih dahulu
4.apabila pakan penguat dipandang perlu untuk
diberikan, sediakan sebanyak 1% dari berat badan, seperti halnya hijauan
leguminosa
Perkawinan dan Kelahiran Sapi Bali
Perkawinan
1. Fertilitasnya lebih banyak dipengaruhi oleh panjangnya masa birahi
2. Kemampuan sapi Bali menghasilkan
anak dalam setahun berkisar 80-86%
3. Sapi betina dikawinkan pertama kali pada umur 2-2,5 tahun
4. Jarak melahirkan anak sapi berkisar 12-14 bulan, tergantung dengan
cara pengelolaannya
5.Perkawinan sapi Bali biasanya
dilakukan dengan dua cara yaitu secara alami (sapi jantan pemacek) dan
inseminasi buatan. Perkawinan inseminasi buatan lebih menjanjikan karena
menggunakan sperma dari sapi pejantan unggul
6. Tanda-tanda sapi birahi :
-
sapi gelisah dan tidak tenang
-
sapi sering menguak/melenguh
-
sapi mencoba menaiki ternak dan
akan tetap diam kalau dinaiki sapi lainnya
-
pangkal ekor sering terangkat
dan kadang-kadang keluar cairan jernih dari kemaluannya
- sapi dara sering ditunjukkan
dengan membengkaknya bagian vulva dan kadang berwarna kemerahan
-
adakalanya sapi menjadi pendiam
dengan nafsu makan yang kurang
7.Kebuntingan dapat diamati 21 hari setelah perkawinan dilakukan.
Kalau tidak ditunjukkan tanda-tanda birahi, berarti kebuntingan telah terjadi,
namun apabila birahi muncul lagi, berarti perkawinan perlu diulang. Lama
bunting sapi Bali berkisar 280-285 hari.
Setelah anak sapi lahir, induk sapi dapat dikawinkan lagi setelah 3 bulan
melahirkan
Kelahiran
Beberapa hari
menjelang kelahiran, tanda-tanda :
1. ambing membesar dan kencang
2. urat daging disekitar vulva mengendor, dan di kanan-kiri pangkal
ekor kelihatan legok
3. beberapa saat menjelang melahirkan, sapi gelisah
Apabila
tanda-tanda tersebut muncul, kandang harus dibersihkan dari kotoran dan diberi
alas dengan jerami kering. Pertolongan yang dilakukan adalah menarik kaki anak
sapi sesuai irama bersamaan dengan pengerahan tenaga yang dilakukan oleh induk.
Setelah melahirkan, induk sapi biasanya menjilati lendir yang menempel pada
anaknya, namun apabila induknya lemah, maka kita perlu menolong
membersihkannya, terutama yang mengganggu lubang pernafasan. Supaya kelahiran
lancar, induk diberi kesempatan bergerak kira-kira 2-3 minggu menjelang
melahirkan.
Pencegahan Penyakit
1.Menjaga kebersihan kandang dan badan sapi
2.Mengikuti program vaksinasi
DINAS PETERNAKAN,
KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KARANGASEM
Jl. Ngurah Rai No. 61 Telp. (0363) 21160, Fax. (0363) 21035
AMLAPURA 80811
Tidak ada komentar:
Posting Komentar