Translate

Senin, 24 September 2012

Pemanfaatan Limbah Ternak



PENDAHULUAN
 
Limbah peternakan merupakan produk dari usaha peternakan, yang keberadaannya tidak dikehendaki sehingga harus dibuang. Limbah peternakan terdiri dari banyak jenis sesuai ternak yang menghasilkannya. Usaha budidaya ternak menghasilkan limbah berupa kotoran ternak (feces, urine), sisa pakan ternak seperti potongan rumput, jerami, dedaunan, dedak, konsentrat dan sejenisnya.

Limbah kotoran ternak sering menimbulkan masalah lingkungan yang mengganggu kenyamanan hidup masyarakat di sekitar peternakan, seperti bau tak sedap sehingga menyebabkan gangguan pada saluran pernafasan yang disertai dengan reaksi fisiologik tubuh berupa rasa mual, muntah, sakit kepala, dan batuk-batuk.

Oleh sebab itu limbah kotoran ternak perlu mendapat penanganan semestinya.
Ada beberapa teknologi penanganan limbah kotoran ternak seperti :
Pembuatan Pupuk Organik Padat Kotoran Sapi

Bahan yang dipakai :
 
Kotoran sapi yang sudah kering dengan kadar air 15-85%, sampah organik berupa sisa-sisa pakan sapi 10%, air, larutan Bacillus, dolomit/kapur gamping dan gula pasir.

Alat-alat yang digunakan :

Sekop untuk mencampur atau membalikkan kotoran sapi, ember untuk membuat larutan Bacillus, penutup (platik, karung goni, alang-alang, dan sejenisnya).

Cara pembuatan :

  1. Siapkan tempat yang terhindar dari matahari langsung.
  2. Buat larutan Bacillus dengan perbandingan 2 liter air ditambah 5 sendok makan Bacillus.
  3. Cara kerja :
-        aduk kotoran sapi supaya tidak mengumpul atau jika ada sisa-sisa pakan agar tercampur
-         tiriskan atau semprot larutan Bacillus sambil diaduk sedikit demi sedikit sampai betul-betul rata
-       pemberian larutan Bacillus dihentikan bila adonan di atas sudah cukup baik/merata, dengan ciri tidak adanya lelehan air jika adonan dikepal dengan tangan
-        tutup rapat dengan alat penutup, agar tidak kena sinar matahari langsung
-        setelah 3 hari adonan dibongkar dan diaduk-aduk sambil ditambahkan lagi larutan Bacillus sampai mencukupi (sama seperti di atas). Hal yang sama dilakukan sampai umur 2 minggu
-        setelah tenggang waktu 2 minggu ditutup kembali dan ditunggu sampai umur 3 minggu
-        umur 3 minggu siap dibongkar kembali sambil diaduk-aduk dengan maksud diangin-anginkan sambil diberi kapur secara merata untuk selanjutnya pupuk siap digunakan.

Pestisida Organik Dari Urine Sapi

Bahan yang dipakai :

Bahan utama urine sapi 60 liter, air tanah 40 liter, jahe 1 kg, kunyit 1 kg, kencur 1 kg, laos 2 kg, temulawak 2 kg, temuireng 2 kg, jengkol       2 kg, terasi ½ kg, daun lamtoro ½ kg, air gula merah 2 liter dan EM Tani 1 liter.

Alat-alat yang digunakan :

Drum plastik, pengaduk dari kayu, timbangan, literan, gayung, ember, jerigen, saringan, botol, lumpang dan alu.

Cara pembuatan :

-    pada langkah awal jahe, kunyit, kencur, laos, temulawak, temuireng, jengkol, dan daun lamtoro ditumbuk sampai halus. Semua bahan yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam drum plastik. Selanjutnya masukkan juga urine sapi, lalu aduk-aduk.

-    berikutnya terasi dihaluskan, kemudian campurkan dengan air gula dan EM Tani. Setelah didiamkan selama 2 jam, masukkan ke dalam drum. Tambahkan air dan aduk semua bahan sampai tercampur rata (homogen). Lalu drum ditutup rapat.

-    pada minggu pertama lakukan pengadukan sebanyak 2 kali. Jangan lupa, setelah diaduk drum ditutup lagi. Setelah 3 minggu cairan bio pestisida disaring lalu dimasukkan ke dalam jerigen dan ditutup. Ampasnya bisa dijadikan untuk bahan kompos. Simpan jerigen di tempat yang sejuk dan tidak kena sinar matahari. Bio pestisida bisa digunakan apabila pembentukan gas telah terhenti.

Membuat Pupuk Cair Bio Urine Kambing

Bahan yang dipakai :

1 (satu) drum plastik urine dengan kapasitas 150 liter, tetes tebu/molasses 750 ml, empon-empon (temulawak, temuireng, kunyit dll)      5 kg, Bacteri R Bacillus dan Azobacter sebagai stater fermenter 250 ml dapat juga diganti dengan EM4 sebagai starter fermenter.

Cara pembuatan :

-    bakteri EM4 dan Molases dilarutkan dalam air jernih sebanyak 10 liter kemudian dituangkan ke dalam drum urine, empon-empon dihancurkan dan dimasukkan ke dalam drum. Setelah tercampur antara urine dan bahan-bahan tersebut kemudian urine diaduk sampai rata selama 15 menit dan kemudian drum ditutup rapat kembali selama tujuh hari.

-    setelah tujuh hari urine dipompa dengan menggunakan pompa yang biasa digunakan pada aquarium dan dilewatkan melalui talang plastik dengan panjang 2 m yang dibuat seperti tangga selama 3 jam, tujuan proses ini untuk penipisan atau menguapkan kandungan gas ammonia, agar tidak berbahaya bagi tanaman yang akan diberi pupuk bio urine tersebut. Untuk aplikasi pupuk cair ini bisa digunakan dengan cara disiram dan atau disemprotkan, kondisi tanah sebelum tanam diolah terlebih dahulu dengan menggunakan kotoran kambing.

Pembuatan Kascing (Bekas Cacing)

Bahan yang digunakan :

Kotoran ternak dan sampah organik

Cara pembuatan :

-   sampah organik diperkecil ukurannya menjadi 3-5 cm
-   kotoran ternak dicampur dengan sampah tersebut dengan perbandingan 1 : 1 (volume). Campuran ini dibiarkan selama 24 jam, dan siap menjadi media tempat hidup cacing tanah.
   setelah 24 jam, cacing tanah dapat ditebarkan di atas media. Cacing tanah yang ditebarkan sebanyak setengah kali berat media.
   dalam waktu sekitar 5 hari kascing sudah mulai terbentuk dan dalam seminggu kascing sudah dapat di panen. Kascing yang baik mempunyai ciri-ciri berwarna coklat kehitaman, berbau seperti tanah dan berbentuk butiran-butiran halus. Kascing mengandung unsur hara dan hormon perangsang tumbuh auksin.

 
Informasi lebih lanjut hubungi :
DINAS PETERNAKAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KARANGASEM
Jl. Ngurah Rai No. 61 Telp. (0363) 21160, Fax. (0363) 21035
AMLAPURA 80811

Tidak ada komentar:

Posting Komentar