Limbah peternakan merupakan produk dari usaha
peternakan, yang keberadaannya tidak dikehendaki sehingga harus dibuang. Limbah
peternakan terdiri dari banyak jenis sesuai ternak yang menghasilkannya. Usaha
budidaya ternak menghasilkan limbah berupa kotoran ternak (feces, urine), sisa
pakan ternak seperti potongan rumput, jerami, dedaunan, dedak, konsentrat dan
sejenisnya.
Limbah kotoran ternak sering menimbulkan
masalah lingkungan yang mengganggu kenyamanan hidup masyarakat di sekitar
peternakan, seperti bau tak sedap sehingga menyebabkan gangguan pada saluran
pernafasan yang disertai dengan reaksi fisiologik tubuh berupa rasa mual,
muntah, sakit kepala, dan batuk-batuk.
Oleh sebab itu limbah kotoran ternak perlu
mendapat penanganan semestinya.
Pembuatan
Pupuk Organik Padat Kotoran Sapi
Bahan yang dipakai :
Kotoran sapi yang sudah kering dengan kadar air
15-85%, sampah organik berupa sisa-sisa pakan sapi 10%, air, larutan Bacillus,
dolomit/kapur gamping dan gula pasir.
Alat-alat yang digunakan :
Sekop untuk mencampur atau membalikkan kotoran
sapi, ember untuk membuat larutan Bacillus, penutup (platik, karung goni,
alang-alang, dan sejenisnya).
Cara pembuatan :
- Siapkan
tempat yang terhindar dari matahari langsung.
- Buat larutan Bacillus dengan
perbandingan 2 liter air ditambah 5 sendok makan Bacillus.
- Cara kerja :
- aduk
kotoran sapi supaya tidak mengumpul atau jika ada sisa-sisa pakan agar
tercampur
- tiriskan atau semprot larutan
Bacillus sambil diaduk sedikit demi sedikit sampai betul-betul rata
- pemberian larutan Bacillus
dihentikan bila adonan di atas sudah cukup baik/merata, dengan ciri tidak
adanya lelehan air jika adonan dikepal dengan tangan
-
tutup rapat dengan alat
penutup, agar tidak kena sinar matahari langsung
- setelah 3 hari adonan dibongkar
dan diaduk-aduk sambil ditambahkan lagi larutan Bacillus sampai mencukupi (sama
seperti di atas). Hal yang sama dilakukan sampai umur 2 minggu
-
setelah tenggang waktu 2 minggu
ditutup kembali dan ditunggu sampai umur 3 minggu
- umur 3 minggu siap dibongkar
kembali sambil diaduk-aduk dengan maksud diangin-anginkan sambil diberi kapur
secara merata untuk selanjutnya pupuk siap digunakan.
Pestisida Organik Dari Urine Sapi
Bahan yang dipakai
:
Bahan utama urine sapi 60 liter, air tanah 40 liter, jahe 1 kg,
kunyit 1 kg, kencur 1 kg, laos 2 kg, temulawak 2 kg, temuireng 2 kg,
jengkol 2 kg, terasi ½ kg, daun
lamtoro ½ kg, air gula merah 2 liter dan EM Tani 1 liter.
Alat-alat yang
digunakan :
Drum plastik, pengaduk dari kayu, timbangan, literan, gayung, ember,
jerigen, saringan, botol, lumpang dan alu.
Cara pembuatan :
-
pada langkah awal jahe, kunyit,
kencur, laos ,
temulawak, temuireng, jengkol, dan daun lamtoro ditumbuk sampai halus. Semua
bahan yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam drum plastik. Selanjutnya
masukkan juga urine sapi, lalu aduk-aduk.
-
berikutnya terasi dihaluskan,
kemudian campurkan dengan air gula dan EM Tani. Setelah didiamkan selama 2 jam,
masukkan ke dalam drum. Tambahkan air dan aduk semua bahan sampai tercampur
rata (homogen). Lalu drum ditutup rapat.
- pada minggu pertama lakukan pengadukan
sebanyak 2 kali. Jangan lupa, setelah diaduk drum ditutup lagi. Setelah 3
minggu cairan bio pestisida disaring lalu dimasukkan ke dalam jerigen dan
ditutup. Ampasnya bisa dijadikan untuk bahan kompos. Simpan jerigen di tempat
yang sejuk dan tidak kena sinar matahari. Bio pestisida bisa digunakan apabila
pembentukan gas telah terhenti.
Membuat Pupuk Cair Bio Urine Kambing
Bahan yang
dipakai :
1 (satu) drum plastik urine dengan kapasitas 150 liter, tetes
tebu/molasses 750 ml, empon-empon (temulawak, temuireng, kunyit dll) 5 kg, Bacteri R Bacillus dan Azobacter
sebagai stater fermenter 250 ml dapat juga diganti dengan EM4 sebagai starter
fermenter.
Cara pembuatan :
- bakteri EM4 dan Molases dilarutkan dalam
air jernih sebanyak 10 liter kemudian dituangkan ke dalam drum urine,
empon-empon dihancurkan dan dimasukkan ke dalam drum. Setelah tercampur antara
urine dan bahan-bahan tersebut kemudian urine diaduk sampai rata selama 15
menit dan kemudian drum ditutup rapat kembali selama tujuh hari.
- setelah tujuh hari urine dipompa dengan
menggunakan pompa yang biasa digunakan pada aquarium dan dilewatkan melalui
talang plastik dengan panjang 2 m yang dibuat seperti tangga selama 3 jam,
tujuan proses ini untuk penipisan atau menguapkan kandungan gas ammonia, agar
tidak berbahaya bagi tanaman yang akan diberi pupuk bio urine tersebut. Untuk
aplikasi pupuk cair ini bisa digunakan dengan cara disiram dan atau
disemprotkan, kondisi tanah sebelum tanam diolah terlebih dahulu dengan
menggunakan kotoran kambing.
Pembuatan Kascing (Bekas
Cacing)
Bahan yang digunakan :
Kotoran ternak dan sampah organik
Cara pembuatan :
-
sampah organik diperkecil
ukurannya menjadi 3-5 cm
-
kotoran ternak dicampur dengan
sampah tersebut dengan perbandingan 1 : 1 (volume). Campuran ini dibiarkan
selama 24 jam, dan siap menjadi media tempat hidup cacing tanah.
setelah 24 jam, cacing tanah
dapat ditebarkan di atas media. Cacing tanah yang ditebarkan sebanyak setengah
kali berat media.
dalam waktu sekitar 5 hari
kascing sudah mulai terbentuk dan dalam seminggu kascing sudah dapat di panen.
Kascing yang baik mempunyai ciri-ciri berwarna coklat kehitaman, berbau seperti
tanah dan berbentuk butiran-butiran halus. Kascing mengandung unsur hara dan
hormon perangsang tumbuh auksin.
Informasi lebih lanjut hubungi :
DINAS PETERNAKAN,
KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KARANGASEM
Jl. Ngurah Rai No. 61 Telp. (0363) 21160, Fax. (0363) 21035
Email : dinasdpkp@yahoo.com
AMLAPURA 80811
Tidak ada komentar:
Posting Komentar